Dalam beberapa minggu belakangan investor dihadapkan dengan kondisi index yang kurang bersahabat. Ya memang dalam kondisi seperti ini menjadi sangat sulit untuk para trader memprediksi saham saham yang telah mereka analisa.
Senin 23 September 2019 IHSG mengawali awal pekan dengan hasil yang kurang memuaskan. IHSG ditutup melemah di level 6.209 dengan pelemahan sebesar 25.274 point atau melemah sebesar 0.40%. IHSG bukan satu satunya index yang mengawali pekan ini dengan pelemhan, diikuti juga dengan index regional yang juga ditutup minus seperti index Dow Jones -0.59%, Nasdaq -0.22%, Hang Seng -0.80%.
IHSG selama bulan September ini sudah melamah sebesar 2.09%, beberapa saham penekan utama pelemahan IHSG antara lain:
1. PT Gudang Garam Tbk (GGRM)

GGRM menjadi salah satu penekan terbesar Index selama bulan ini, selama
bulan september GGRM telah melemah sebesar 24.33% dengan market kapitalisasi
sebesar 101.59 T.
Pada peutupan hari ini GGRM di tutup turun atau -3.29% dilevel harga 52.800. Jika diperhatikan secara PE Standar Deviasi selama 3 tahun terakhir. Saat ini GGRM berada dibawah -2 PE Standar Deviasi nya. Secara laporan keuangan kuartal 2 GGRM juga membukukan laba yang lebih kecil dibandingkan dengan laba kuartal 1 2019. Total beban usaha mengalami peningkatan sebesar 51.5% yang mengakibatkan Laba Usaha tergerus. Ditambah lagi kenaikan cukai rokok yang menyebabkan harga rokok menjadi semakin mahal dan penjualan diperkirakan akan berkurang.
Jika dilihat dari PE standar deviasi, saham ini diperdagangkan dibawah rata rata standar deviasinya atau cukup murah untuk saat ini. Namun dengan penetapan cukai rokok yang saat ini mengalami kenaikan diharapkan untuk wait and see terlebih dahulu hingga harga stabil dan terlihat trend reversal.
2. PT HM Sampoerna Tbk (HMSP)

Selanjutnya masih di sektor yang sama, saham penekan IHSG di bulan
eptember ini adalah HMSP. Jika di tarik dari awal bulan september hingga saat
ini HMSP sudah melemah sebesar 14.47%.
Jika dilihat HSMP berada pada PE Standar deviasi dibawah -2 PE standar Deviasinya atau bisa dibilang saham ini sudah lebih murah dari rata – rata atau mean standar deviasi.
Sama seperti GGRM saham perusahaan rokok ini sedang ditimpa kebijakan baru yang mana cukai rokok mulai dekenakan kenaikan sebesar 23% dimulai pada 1 januari 2020. Berita ini kompak membuat saham di sektor ini turun dalam sejak diumumkannya pada 16 september lalu.
Untuk saat ini GGRM dan HMSP terbilang murah, namun untuk mengurangi resiko penurunan lebih lanjut, ada baiknya wait and see terlebih dahulu. Selanjutnya jika ada konfirmasi perubahan trend atau reversal secara teknikal kedua saham ini bisa menjadi salah satu pilihan untuk trading.