PDB kuartal I-2019 dan sektor yang terbebani
Badan pusat statistik (BPS) melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi indonesia pada kuartal I-2019 sebesar 5.07% secara year on year pada senin (6/5/2019).
Angka ini jauh dibawah perkiraan pasar atau konsensus yang mermperkirakan pertumbuhan sebesar 5.19% secara tahunan (year on year) pada kuartal I tahun 2019.
Pencapaian ini bahkan dibawah pertumbuhan ekonomi yang disampaikan oleh Bank Indonesia yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Kuartal I-2019 tumbuh sebesar 5.2%.
Secara garis besar, realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2019 dianggap masih cukup positif. Misalnya, dari sisi tingkat konsumsi rumah tangga yang masih tumbuh cukup solid di atas 5%.
Apa faktor penyebab melambatnya PDB kuartal I-2019?
Sektor pertanian menjadi salah satu sektor yang mengalami penurunan pada Kuartal I-2019 padahal di kuartal I-2018 sektor ini mampu memberikan pertumbuhan sebesar 3.34% YoY.

Pelemahan berikutnya terjadi pada sektor industri pengolahan yang mengakibatkan perlambatan ekonomi pada kuartal I-2019. Sektor ini hanya mampu tumbuh sebesar 3.86% YoY lebih lambat dari pada tahun sebelumnya dimana sektor ini dapat tumbuh sebesar 4.6% YoY.

Beberapa faktor yang mengakibatkan turunnya pencapaian sektor industri pengolahan adalah menurunnya harga komoditas. Berdasarkan data Refinitiv, harga rata-rata batu bara Newcastle yang sering dijadikan harga acuan batu bara global sepanjang kuartal I-2019 turun 6,1% YoY.
Sedangkan harga minyak jenis Brent yang dapat menjadi proxy mengukur harga minyak Indonesia turun 5,04% YoY pada periode yang sama.
Diharapkan kedepan harga komoditas bergerak stabil yang akan berdampak pada kondisi pertumbuhan ekonomi dan neraca dagang.