Pasar saham Indonesia mengalami pelemahan yang sangat dalam setelah ditutup pada hari senin 9 maret 2020 dengan penurunan sebesar 6.58% atau melemah sebesar 361 point pada level 5.136. Penurunan pada senin kemarin merupakan penurunan terbesar sejak 9 tahun lalu. Penurunan terbesar sebelumnya terjadi pada bulan September 2011 dimana IHSG mencatatkan penurunan sebesar -8.88% pada level 3.369.
Penurunan IHSG sebesar 6.58% juga banyak di sumbangkan oleh beberapa saham bluechip diantaranya PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) yang turun sebesar 19.54%, PT Indika Energy Tbk (INDY) turun sebesar 17.56%, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) turun sebesar 17.54%, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) turun sebesar 14.87%.
Selain itu bukan hanya IHSG yang mengalami penurunan tajam, ada sejumlah index di beberapa negara yang juga mengalami penurunan tajam pada senin kemarin. Berikut daftar index di beberapa negara yang mengalami penurunan tajam:

Penurunan terbesar pada senin lalu terjadi pada indeks Italy atau FTSE MIB (Milano Italia Borsa) yang mengalami penurunan sebesar 9.83%. Secara YTD (Year to date) indeks ini sudah melemah sebesar 20.27%. Disusul oleh peringkat ke 2 penurunan index terbesar adalah SET (Stock Exchange of Thailand Index) yang membukukan penurunan sebesar 7.96%. Secara YTD (Year to date) indeks ini sudah melemah sebesar 20.50%. Selanjutnya di peringkat ke 3 penurunan indeks terbsesar adalah Indeks S&P/ASX 200 dengan penurunan 7.33%.
Indonesia berada pada peringkat ke 14 penurunan indeks terbesar pada senin lalu, selain itu ada beberapa factor yang menjadi penyebab penurunan indeks di beberapa negara. Harga minyak mentah yang anjlok lebih dari 10% dalam sehari menjadi koreksi harian terdalam sejak 1991 dan menjadi level terendah sejak febuari 2016.
Sementara itu virus corona yang sudah meluas menjangkiti lebih dari 100 negara sampai hari ini menjadi factor terbesar penurunan indeks. Kabar terbaru dari dalam negeri sudah ada 19 orang yang sudah positif tertular corona. Hal ini juga menjad perhatian pelaku pasar saham untuk mengalihkan portofolio mereka ke investasi yang lebih aman.