Ekonomi China Melemah, Tahun 2020 Diprediksi Hanya Tumbuh 5,9%
Ekonomi China mengalami perlambatan paling dalam dalam tiga dekade terakhir, seiring dengan stagnan-nya permintaan domestik dan ketegangan perdagangan dengan AS. Dari survei ekonom yang dilakukan AFP, di kuartal III 2019 ini PDB China diprediksi hanya di 6,0%, atau turun dari 6,2% di kuartal II 2019 lalu.
Hasil ini merupakan angka kuartalan terburuk sejak 1992 tapi masih sesuai target pemerintah yakni di rentang 6,0-6,5%. Sebelumnya di 2018, ekonomi tirai bambu tumbuh 6,6%. Sebenarnya China sudah melakukan sejumlah cara untuk mendukung ekonomi, dengan insentif pajak dan pemangkasan suku bunga. Bahkan pengetatan investasi asing juga dilakukan di pasar modal.
Tapi upaya itu belum cukup untuk menekan pelemahan permintaan rumah tangga. Konflik perdagangan dengan AS dan konsumsi domestik juga membuat IMF merevisi pertumbuhan China menjadi 6,1% dari sebelumnya 6,2% pada Selasa (15/10/2019).
Negosiasi damai AS-China 10-11 Oktober lalu menghasilkan kesepakatan sementara. AS menunda kenaikan barang China pada Oktober namun tidak di Desember nanti. Sementara itu, survey Reuters menunjukkan ekonomi China akan melambat ke 6,2% pada 2019 ini. Ekonomi negara itu bahkan akan semakin suram di 2020 dengan estimasi pertumbuhan 5,9%.
Ekonomi China Melemah, Ini Dampaknya pada Dunia
China sudah dikenal sebagai negara berekonomi maju selama 40 tahun belakangan, bahkan dinobatkan sebagai negara dengan ekonomi terkuat. Namun kini, hal yang baru dirasakan rakyat China adalah melemahnya pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu.
Mengutip dari straitstimes.com (3/10/2019), ekonomi China semakin melambat ditandai dengan tingginya biaya hidup. Ditambah lagi, perang dagang dengan Amerika Serikat nampak tak kunjung usai.
Pertumbuhan tingkat pemberian upah semakin lamban sedangkan banyak lulusan muda yang mengejar prospek bekerja. Tingkat konsumsi masyarakat China pun ikut menurun sebab kondisi ekonomi yang terjadi saat ini. Mereka tidak lagi mengeluarkan banyak uang untuk membeli mobil, gadget maupun kebutuhan lainnya.
Bahkan, mereka juga mengurangi intensitas untuk berwisata. Mereka lebih memilih untuk menyimpannya di bank. Fenomena ekonomi yang terjadi pada masyarakat China jelas akan memiliki dampak terhadap dunia.
Tingkat permintaan masyarakat China terhadap barang-barang seperti gadget, mobil, dan juga rumah turut mengubah dunia dan memberi kekuatan pada pertumbuhan ekonomi global bagi perusahaan seperti Apple, Samsung, dan lainnya.
Kemunduran ini juga berakibat kegelisahan bagi bisnis kapital di Shanghai dan Shenzhen sampai ke usaha menengah di daerah Zhengzhou.
Kendati begitu, kemunduran yang terjadi sebenarnya masih menunjukan adanya kekuatan ekonomi lainnya. Usaha retail besar yang mengalami kelambatan drastis masih menunjukan tanda pertumbuhan yang masih menjadi harapan di negara lain.