PT Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menyeragamkan metode perhitungan bobot saham yang masuk dalam konstituensi indeks menjadi free float, kebijakan ini tidak akan dilakukan menyeluruh sekaligus dalam satu waktu, mulai 1 Juli 2021 kebijakan ini akan mulai dijalakan oleh BEI secara bertahap.
Per 30 Juni 2021 dari 38 indeks yang terdaftar di BEI, baru ada 9 indeks yang sudah menggunakan metodologi free float. 9 Indeks diantaranya adalah LQ45 dan IDX30 yang sudah dilakukan penyesuaian pembobotan sejak tahun 2019 dan 7 Indeks lainnya yang memang dari awal pembentukan Indeks sudah menggunakan perhitungan free float dalam pembobotan Indeksnya yakni : IDX80, IDX High Dividend 20, IDX Value30, IDX Growth30, IDX Quality30, IDX ESG Leaders, dan IDX MES BUMN 17, sedangkan indeks lainnya masih menggunakan metodologi full market capitalization weighted average.
Adapun dalam tahapannya dibagi menjadi beberapa fase :
Fase 1 (Oktober 2021) : (Free Float + 70% Non Free Float)
Fase 2 (Januari 2022) : (Free Float + 40% Non Free Float)
Fase 3 (Final) ( April 2022) : (Free Float + 0% Non Free Float)
Tahapan dalam penyeragaman perhitungan bobot saham dalam konstituensi indeks dengan free float ini dibagi dalam 3 fase, pada fase 1 direncanakan ada 30% saham yang sudah menggunakan free float, lalu di fase kedua sudah terdapat 60% saham dan dijadwalkan per April 2022 semua saham sudah 100% menggunakan metodologi capped free float adjusted market capitalization weighting sebagai dasar pembobotannya terhadap indeks. Dan per 1 oktober 2021, batas bobot hanya 9% per saham, dimana hal ini bertujuan untuk meningkatkan relevansi IHSG sebagai tolak ukur yang digunakan oleh para pelaku pasar.
***
Untuk Buka Rekening saham dan join Grup Diskusi silahkan menuju link berikut: bit.ly/JoinRepublikInvestor
