Indonesia telah memasuki tahun politik pada 17 April mendatang, Indonesia akan menghadapi Pemilihan Presiden dan legislatif serentak untuk pertama kalinya di tahun ini.
Banyak pihak optimistis, sebab jika mengikuti pola atau kecenderungan yang terjadi dalam setiap tahun penyelenggaraan pemilu, terjadi anomali di mana kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan melesat.
Sekedar informasi, pergerakan IHSG secara year to date telah menguat 4,95% atau berada di level 6.501 hingga 22 Februari 2019. Hal tersebut mengindikasikan jika tahun politik direspon baik oleh para pelaku pasar.

Seperti diketahui bahwa salah satu gagasan penting dalam analisis teknikal adalah bahwa sejarah cenderung berulang (Historical will repeat itself), terutama dalam hal pergerakan harga. Sifat berulang dari pergerakan harga dikaitkan dengan psikologi pasar.
Dengan kata lain, pelaku pasar cenderung memberikan reaksi yang konsisten terhadap rangsangan pasar yang sama dari waktu ke waktu.
Berikut historikal pergerakan IHSG dalam empat pemilu terakhir.

Korelasi IHSG dan Pemilu
Naiknya IHSG terjadi dibulan dimana Pilpres diadakan dalam tiga periode 2004, 2009 dan 2014. Pada Pilpres putaran I Juli 2004, IHSG menguat 3,36 persen.
Adapun pada Pilpres putaran II September 2004, IHSG kembali menguat 8,67 persen. Tidak berbeda, pada Pilpres di bulan Juli 2009, IHSG menguat 14,63 persen.
Pada Pilpres 2014, kedua calon presiden merupakan Capres baru. Meski begitu, IHSG masih mempunyai performa baik dimana bertumbuh 4,31% di bulan Juli 2014.
Jika melihat data historis tersebut yang tercermin ada pola yang sama antara Pilpres 2004, 2009 dan 2014. IHSG terdorong naik selama di bulan pilpres.
Sektor Consumer Menjadi Pilihan
Dari empat pemilu sebelumnya, pelaku pasar selalu bisa dengan senang hati menerima calon petahana maupun presiden baru. Hal yang sama kemungkinan bisa terjadi juga pada tahun ini dan tentunya menjadi harapan besar pelaku pasar.
Naiknya IHSG saat Pilkada dan Pilpres di antaranya terdorong jumlah uang yang beredar di masyarakat yang akan meningkat cukup besar seperti yang telah terjadi di masa lalu. Pada akhirnya hal ini akan berdampak positif bagi sektor konsumer.
Pada Pilkada Jakarta 2017, sektor konsumer naik 5,1 persen (Januari-April 2017) dan tiga periode Pilpres sektor konsumer terpantau selalu bergerak positif, seperti pada 2004 sektor konsumer naik 7 persen (Januari-Juli).
Pada periode yang sama di 2009, sektor konsumer meroket 36,41 persen dan pada 2014 sektor konsumer melonjak 14,04 persen.
Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa IHSG konsisten mencatatkan kenaikan bahkan dengan persentase yang cukup fantastis di kala tahun pemilu. Dari kecenderungan tersebut, kita boleh optimistis bahwa IHSG bisa mencatatkan kinerja positif di tahun 2019