neraca dagang indonesia
Home » Meski Surplus, Penurunan Ekspor Yang Terus Terjadi Harus Menjadi Perhatian

Meski Surplus, Penurunan Ekspor Yang Terus Terjadi Harus Menjadi Perhatian

by Muhammad Ikhsan Burhanuddin

Meski Surplus, Penurunan Ekspor Yang Terus Terjadi Harus Menjadi Perhatian

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa neraca dagang Indonesia pada Februari 2019 surplus USD 330 juta. Hal itu disebabkan nilai impor tercatat USD 12,2 miliar atau menurun 13,98 persen dibanding impor Januari 2018 dan nilai ekspornya mencapai USD 12,53 miliar atau menurun 11,33 persen dibanding ekspor Januari 2018.

Table : Historikal Neraca Dagang Indonesia (US$ Juta)

neraca dagang indonesia
source: tradingeconomics.com

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, sebenarnya nilai ekspor turun. Februari lalu nilai ekspor turun 10,05 persen jika dibandingkan dengan nilai ekspor bulan sebelumnya. ”Siklus tahunan,” kata Suhariyanto, Jumat (15/3).

Menurut dia, tiap kuartal pertama, nilai ekspor memang biasanya turun. Salah satu penyebabnya adalah turunnya harga komoditas. Sejauh ini komoditas alam masih menjadi andalan ekspor Indonesia. Karena itu, saat terjadi pergolakan harga komoditas, ekspor pun terganggu.

”Tantangan 2019 memang tidak gampang. Baik perekonomian global maupun harga komoditas masih bergejolak,” kata Suhariyanto.

Table : Historikal Data Ekspor Indonesia (US$ Juta)

data ekspor indonesia
source: tradingeconomics.com

Bahan Bakar Mineral Mengalami Penurunan Ekspor Terbesar di Bagian Non Migas

Ekspor nonmigas Februari 2019 mencapai US$11,44 miliar, turun 9,85 persen dibanding Januari 2019. Demikian juga dibanding ekspor nonmigas Februari 2018, turun 10,19 persen.

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Februari 2019 mencapai US$26,46 miliar atau menurun 7,76 persen dibanding periode yang sama tahun 2018, demikian juga ekspor nonmigas mencapai US$24,14 miliar atau menurun 7,07 persen.

Penurunan terbesar ekspor nonmigas Februari 2019 terhadap Januari 2019 terjadi pada bahan bakar mineral sebesar US$282,1 juta (14,54 persen), sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada perhiasan/permata sebesar US$227,5 juta (53,03 persen).

Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pemerintah harus bekerja lebih keras untuk mengupayakan pertumbuhan ekspor.

Mesin & Peralatan Listrik Mengalami Penurunan Impor Terbesar di Bagian Non Migas

Di sisi lain, impor pada Februari yang senilai USD 12,2 miliar. Angka itu turun 18,61 persen dari bulan sebelumnya. Bahan baku, barang modal, maupun barang konsumsi mengalami penurunan impor.

Impor nonmigas Februari 2019 mencapai US$10,65 miliar atau turun 20,14 persen dibanding Januari 2019 dan turun 10,89 persen jika dibanding Februari 2018.

Impor migas Februari 2019 mencapai US$1,55 miliar atau turun 6,28 persen dibanding Januari 2019, demikian juga apabila dibandingkan Februari 2018 turun 30,53 persen.

Penurunan impor nonmigas terbesar Februari 2019 dibanding Januari 2019 adalah golongan mesin dan peralatan listrik sebesar US$477,3 juta (27,80 persen), sedangkan peningkatan terbesar adalah golongan gula dan kembang gula sebesar US$100,9 juta (216,99 persen).

Mantan gubernur Bank Indonesia (BI) itu juga menyoroti impor yang turun drastis. Padahal, pemerintah sudah mendorong penekanan dan substitusi impor lewat beragam kebijakan.

Share artikel ini jika menurut Anda bermanfaat :)

Related Posts

Leave a Comment

Subscribe to our newsletter

Don't miss new updates on your email