Home » Manejemen Portofolio dalam Transaksi Saham

Manejemen Portofolio dalam Transaksi Saham

by Dony Aristio

Dalam transaksi saham tentunya kita sudah mengenal beberapa analisa yang sering dilakukan dalam menentukan saham apa yang akan di pilih. Jika anda adalah seorang yang sering melakukan transaksi saham dengan intensitas yang cepat atau dengan periode waktu yang pendek. Maka anda termasuk dalam trader harian, dimana dibutuhkan analisa yang mendukung pergerakan data historical untuk kebutuhan tersebut. Analisa yang seringkali digunakan adalah analisa teknikal.

Sedangkan jika anda merupakan seorang yang lebih memperhatikan nilai wajar dari sebuah perusahaan sehingga anda lebih berfokus pada saham yang memiliki kinerja keuangan yang bertumbuh. Maka analisa yang biasa digunakan adalah analisa fundamental.

Namun dari ke dua analisa tersebut di atas, ada hal yang harus anda pahami dalam melakukan transaksi saham karna analisa teknikal dan analisa fundamental saja tidak cukup dalam meningkatkan keuntungan portofolio saham.

Mengapa demikian ?

Kalaupun Warren Buffett memberi tahu anda saham apa yang sedang dia beli saat ini, tetap saja anda perlu memutuskan kapan akan membeli saham tersebut? Seberapa banyak anda akan membeli saham tersebut? Dan bagaimana mengelola saham tersebut di portofolio anda? Kebutuhan untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan diatas dapat kita temui dalam metode Manajemen Portofolio.

Manajemen portofolio adalah cara mengelola kumpulan asset untuk mencapai tujuan investasi. Untuk kasus ini kita akan melakukan manajemen portofolio kususnya pada instrrumen investasi saham. Salah satu caranya adalah dengan meminimalkan resiko.

Ada berbagai jenis teknik mengelola porfolio di bursa saham, namun setelah kami pelajari ternyata hampir semuanya dibuat untuk para fund manager, dan terlalu rumit untuk diterapkan oleh investor individual. Untuk itu, kami telah merangkum beberapa point yang bisa digunakan dalam mengelola portofolio untuk investor individual.

1. Batasi jumlah saham dalam portofolio.

Sering kali para trader atau investor terjebak dengan banyaknya saham dalam portofolio. Bukan tanpa alasan, biasanya karna salah dalam pemilihan saham sampai dengan tidak mau untuk jual rugi atau cut loss menjadi alasan banyaknya saham tersebut. Ini menjadi hambatan dalam pertumbuhan return portofolio karna banyaknya saham membuat alokasi asset menjadi tidak proporsional. Banyaknya saham yang mampu di maintain oleh trader/investor individual berkisar antara 3 sampai dengan maksimal 6 saham. Diatas itu sering kali investor merasa kualahan dalam mengawasi portofolionya.

2. Diversifikasi Sektor Saham

Diversifikasi pembentukan portofolio sebenarnya salah satu usaha dari investor saham dalam meminimalisir kerugian, sekaligus untuk memperoleh imbal hasil investasi yang tinggi tiap tahunnya.

Dengan melakukan penyeragaman investasi pada jenis saham berdasarkan sektornya, maka resiko kegagalan investasi bisa lebih diminimalisir.

Sebab, jika misalnya seseorang hanya fokus pada satu sektor saja, anggaplah pada sektor pertambangan batubara saja, maka jika harga batubara anjlok dan kinerja serta harga sahamnya juga demikian, maka besar kemungkinan portofolio trader tersebut akan mengalami kerugian yang masif. Untuk itu diperlukan diversifikasi investasi pada saham dengan sektor yang berbeda untuk meminimalisir resiko tersebut.

3. batas Risk Reward dalam membeli saham

Perbandingan antara resiko dan keuntungan meru[akan sebuah hal yang penting untuk membantu menciptakan sebuah probabilitas yang sehat. Potensi keuntungan terdapat dalam setiap transaksi idealnya minimal tiga kali lebih besar daripada potensi kerugian

( Rewards : Risk  = 3 : 1). Hal ini berarti apabila muncul potensi profit sebesar Rp 3.000.000 dalam sebuah posisi, maka potensi kerugiannya dibawah 1.000.000

Cash Alocation

Gunakan alokasi kas pada portofolio untuk membeli saham dengan kriteria sebagai berikut:

40% Alokasi untuk saham yang ditujukan untuk investasi (dalam jangka waktu panjang).
30% Alokasi untuk saham yang ditujukan untuk Trading (jangka waktu pendek).
30% Cash, untuk mengantisipasi jika diperlukan keadaan untuk
average buy saham yang sedang turun atau naik.

 Semoga dengan artikel ini kita semua dapat lebih bijak dalam menentukan keputusan dalam bertransaksi saham.

Share artikel ini jika menurut Anda bermanfaat :)

Related Posts

Leave a Comment