workshop saham di jakarta
Home » Analisa Teknikal Dasar (analisa trend)

Analisa Teknikal Dasar (analisa trend)

by Al Assy Arry

Yang menguasai analisa trend adalah pemenang, begitu kata salah satu mentor saya diawal belajar analisa teknikal. Dalam trading, kadang kita lupa bahwa unsur terpenting mengamankan buying position kita adalah “follow the trend”

So, dalam artikel ini saya akan membahas semuanya tentang trend dalam pergerakan harga saham. Yuk…

1. Macam- Macam Trend

Kemampuan untuk menentukan suatu trend adalah salah satu faktor yang menentukan sukses tidaknya seorang trader. Follow the trend atau mengikuti trend yang ada pada saat trading akan dapat mengurangi resiko kerugian dari seorang trader.

Dalam Dow teori disebutkan bahwa harga bergerak berdasarkan tiga macam trend yaitu bullish (uptrend), bearish (downtrend) dan sideways. Trend analisis ini adalah satu metode untuk menentukan trend dari suatu pergerakan harga.

Dalam menentukan tren suatu harga, sebelumnya kita harus mengetahui apa yang dimaksud dengan Higher high (HH), higher low (HL), lower high (LH) dan lower low (LL). Higher high adalah adalah titik puncak harga (peak) yang tingginya melebihi peak sebelumnya.

Sedangkan lower high adalah peak dari suatu harga yang lebih rendah dari peak sebelumnya. Lower low adalah titik terendah (throught) yang lebih rendah dari throught sebelumnya dan higher low adalah throught yang lebih tinggi dibanding throught sebelumnya.

Kemudian untuk menentukan apakah suatu trend bullish atau bearish yaitu dengan melihat pola keempat hal tersebut.

– Bullish

Trend bullish dibentuk dari pola HH-HL-HH-HL dan seterusnya serta membentuk sudut 450 keatas atau lebih.

Terdapat perbedaan antara para technicalist dalam menentukan level lower low. Sebagian berpendapat lower low valid jika harga dapat menembus level resistance dari peak sebelumnya dan sebagian lagi berpendapat lower low valid jika kenaikan setelahnya sebesar 50% dari penurunan peak menuju lower low tersebut.

Walaupun terdapat perbedaan dalam menentukan level lower low ini, namun tujuannya sama-sama ingin mendapatkan keyakinan. Pendapat yang pertama biasanya digunakan untuk para trader maupun analis yang moderat sedangkan pendapat yang kedua digunakan oleh trader dan analis yang lebih agresif.

– Bearish

Trend bearish dibentuk dari pola LL-LH-LL-LH dan seterusnya serta membentuk sudut 450 kebawah atau lebih.

Seperti pada tren bullish, pada trend bearish pun terdapat perbedaan pendapat dalam menentukan lower high yang valid. Pendapat pertama mengatakan lower high akan valid jika level support yang dibentuk dari lower low sebelumnya ditembus sementara pendapat lain mengatakan lower high akan valid jika harga turun sebesar 50% dari kenaikan sebelumnya.

– Sideways

Sideways dibentuk dari harga yang bergerak pada range tertentu saja, tidak mengalami kenaikan maupun penurunan. Antara satu puncak harga dengan puncak yang lain memiliki ketinggian yang sama atau tidak terlalu besar perbedaannya, begitu pula antara satu lembah dengan lembah yang lain tidak memiliki kedalaman yang terlalu jauh berbeda.

Beberapa trader memanfaatkan fase sideways ini untuk trading jangka pendek dan trader yang lain memilih untuk tidak masuk market pada saat fase ini karena terlalu berisko.

2. Menentukan Trend Dengan Moving Average

Moving average adalah harga rata-rata dari periode waktu tertentu. Moving average dapat digunakan sebagai indikator dari kecenderungan pergerakan harga sehingga dapat menentukan trend dari harga yang terjadi.

Moving average juga dapat digunakan sebagai Dynamic Support Resistance. Kelemahan dari moving average selalu terlambat dari pergerakan harga yang sebenarnya atau biasa disebut lagging.

Ada tiga macam jenis moving average, yaitu simple moving average, exponential moving average dan weighted moving average.

Pembahasan lebih lanjut megenai moving average akan dilanjutkan pada bab lainnya dan pada bab ini hanya akan dibahas penggunaan dari exponential moving average saja.

– Bullish Moving Average

Moving average yang digunakan adalah exponential moving average 20 (EMA 20) dan exponential moving average 50 (EMA 50). Pada bullish moving average, harga bergerak diatas moving average dan moving average memiliki sudut kemiringan keatas. Sebagai konfirmasi trend bullish ini terbentuk pola Higher High-Higer Low.

Contoh:

– Bearish Moving Average

Bearish moving average ditandai dengan pergerakan harga dibawah moving average dan arah moving average cenderung kebawah. Konfirmasinya adalah terbentuk pola Lower Low-Lower High.

Contoh:

– Sideways Moving Average

Moving Average bergerak mendatar dan harga bergerak diantara moving average.

Contoh:

Nah itu dia cara analisa tredn dengan exponential moving average. Cara ini adalah cara paling mudah namun powerfull dalam menentukan arah trend harga.

Jangan pernah melawan trend harga jika memang Anda tidak tahu caranya. Salah satu cara trading dengan melawan trend adalah dengan strategi Supply & Demand. Kita akan bahas ini dilain waktu. So jangan lupa subscribe dan follow website kita ini.

Share artikel ini jika menurut Anda bermanfaat :)

Related Posts

Leave a Comment